anak sekecil itu berkelahi dengan waktu
demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu
anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu
dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal
Lirik ini yang pertama kali muncul ketika saya melihat seorang anak kecil yang mengamen di sebuah bus kota yang sedang saya naiki. Tidakkah miris hati kita melihat seorang bocah kecil yang seharusnya menikmati masa kecilnya dengan canda tawa bersama teman dan keluarga tapi kini dia harus berjuang demi memenuhi perutnya dengan sepiring nasi.
Sedih melihat wajah polos mereka yang tertutupi debu jalanan bolak-balik naik bus kota untuk menjual suara mereka demi sesuap nasi. Apakah ini potret anak bangsa??
Saya ingat ketika saya belajar PPKN dulu di sekolah.. Kita diajarkan pasal-pasal UUD 1945 dan yang paling saya ingat adalah pasal 34 yang berbunyi “Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara“ namun sekarang mana buktinya?? Apakah itu hanya menjadi sebuah slogan saja??
Sudah hampir 61 satu tahun kita merdeka, namun benarkah kita sudah merdeka?? Kesengsaraan, kemiskinan masih merupakan “penjajah” yang harus kita lawan sekarang.
Agustus 31, 2006 pukul 3:45 am
Iya tuh,,,,, aku dulu berfikir bahwa anak jalanan hanyalah kerjanya aja yang dijalan tapi setidaknya punya rumah untuk mengindar dari dinginnya malam dan lebatnya hujan,Ternyata,,,,, Sampai suatu hari aku menemukan Faktanya.
Saat Itu aku baru Kembali ke JKt abis mudik,,, ( Biasa Nich lebaran di Kampung halaman ) Eh pas naik taxi dari Stasiun Gambir ke Kost ( Jakarta Barat ) Aku melihat Orang2 yang tidur Ditrotoar… Rasanya mIris sekali dengan hal itu. Dan sejak saat itu aku tahu apa artinya ” Anak Jalanan “.
Kapan ya Di Indonesia ini Bebas dari hal itu?
September 19, 2006 pukul 10:09 am
Hentikan Memberi Uang Kepada Anak Jalanan
Banyak pihak dan yayasan yang telah mencoba menolong mereka dengan
memberikan sekolah gratis, makanan gratis dan rumah singgah bagi
mereka. Namun mereka tetap kembali ke jalan. Mengapa ? Karena Uang Anda
!
Karena setiap hari mereka memperoleh “uang gampang” paling sedikit Rp.
25.000,- itu berarti dalam sebulan mereka bisa memperoleh Rp. 750.000,-
Jumlah yang cukup besar, tidak heran mereka memilih untuk tetap di
jalan.
Tapi jika dibiarkan, 10-20 tahun lagi mereka akan tetap berada dijalanan
dan bisa jadi menjadi preman yang tinggal di jalan dan melahirkan
anak-anak kurang mampu dan yang tidak berpendidikan. Ini akan menjadi
lingkaran setan di negara kita.
Mereka bukannya tidak punya pilihan lain, apa yang bisa kita lakukan
agar mereka tidak berada di jalanan lagi ?
1. BERHENTI MEMBERIKAN UANG KEPADA MEREKA!!!
Dengan begitu kita menolong mereka dari resiko-resiko berbahaya serta
memberikan kesempatan kepada mereka untuk menyambut uluran tangan
yayasan dan melakukan hal-hal yang berguna untuk masa depannya kelak.
Lewat tindakan kita dan kesempatan yang kita berikan, kita
secara tidak langsung sedang memulihkan hak-hak asasi anak
menurut Konvensi hak anak PBB (diratifikasi Keppres RI No.
36/1990) :
– Hak untuk hidup
– Hak untuk tumbuh dan berkembang
– Hak untuk memperoleh perlindungan
– Hak untuk berpartisipasi
Dengan kita berhenti memberikan “uang gampang” berarti kita telah
menjadi sukarelawan pasif dalam usaha pemulihan hak asasi anak. Disatu
sisi kita kasihan melihat mereka namun jika kita memberi uang maka
mereka akan tetap seperti itu dan tidak mau menyambut uluran tangan dari
yayasan2 yang berniat membantu mereka. Di sisi lain dengan tidak
memberikan uang maka kita berharap masa depan mereka akan lebih baik
dari sekarang ini.
Informasi tambahan : tanggal 5 Desember telah ditetapkan sebagai Hari
Volunteer sedunia. Dalam rangka memperingati hari tersebut, pada tanggal
5 Desember 2004, PBB dalam hal ini UNV (United Nations Volunteer)
melakukan kampanye di Jakarta untuk keperdulian terhadap anak jalanan
dengan tema “Stop Beri Uang, Beri Kami Kesempatan”. Dengan harapan
kampanye ini mengubah paradigma masyarakat terhadap pemberian kepada
anak jalanan serta menggalang para sukarelawan yang mendukung kampanye
tersebut.
Januari 16, 2007 pukul 3:11 am
anak jalanan……
aq mungkin bisa di bilang salah satu dari mereka,meski aq masih punya keluarga dan teman2 yg berpendidikan.tapi aq lebih suka bergaul dg mereka,karena mereka g pernah bo’ong,mereka kompak,mereka saling mengasihi,mereka penuh semangat juang,mereka ceria meski dalam hati mereka menangis,mereka sangat tegar,mereka mandiri,dan mereka……lebih baik daripada teman2 koe yang berpendidikan namun suka menindas,egois dan sombong!!!!
Februari 25, 2007 pukul 11:45 am
anak jalanan,,,
masihkah mereka memegang impian?
apa sih impian anak jalanan?
apa sekedar dapat tempat berteduh?atau sekedar dapat uang?
apa impian anak jalanan?
tak tergelitikkah keingintahuan kita?
aku ingin tahu,,,impian anak jalanan terutama mereka yang berumur 5-18tahun,,,
ada yang tahu?
November 6, 2007 pukul 5:01 pm
Tiap aku lewat trafic light di sekitar tempat tinggalku, ada seorang anak wanita kira2 berumur 6 tahun menghampiri pengendara yang menghentikan kendaraan saat lampu merah menyala.susah lepas dari pandangan.kemudian akhirnya aku tahu namanya Maini, sudah tidak punya ibu dan ayahnya pemabuk. jika dia pulang tanpa membawa uang yang cukup, ayahnya akan memukulinya. Kami tidak bisa berbuat apa2 dan tidak tahu harus melaporkan pada siapa di daerah kami. ada saran dari teman2? terima kasih
Februari 24, 2008 pukul 9:29 pm
geng tolong dong beri data info komplit tentang anak jalanan soalnya adik gue lagi dapet karya tulis yang berjudul tentang anak jalanan. ok ! tanks banget loch infonya.
Maret 16, 2008 pukul 1:20 pm
anaq jalanann???
Maret 23, 2011 pukul 7:21 pm
Anak Jalanan, apkah mnjdi anak jalanan adalah impian mreka? Tentu saja tdk,krna selayaknya anak2 yg lain diDunia ini,mreka psti mpunyai impian n cita2 yg indah. Tp kehidupan skliling mreka yg membelenggu impian mreka, hingga mreka takut utk bermimpi.