Potret Anak Jalanan

Anak Jalanan 2Anak Jalanan

anak sekecil itu berkelahi dengan waktu
demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu
anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu
dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal

Lirik ini yang pertama kali muncul ketika saya melihat seorang anak kecil yang mengamen di sebuah bus kota yang sedang saya naiki. Tidakkah miris hati kita melihat seorang bocah kecil yang seharusnya menikmati masa kecilnya dengan canda tawa bersama teman dan keluarga tapi kini dia harus berjuang demi memenuhi perutnya dengan sepiring nasi.

Sedih melihat wajah polos mereka yang tertutupi debu jalanan bolak-balik naik bus kota untuk menjual suara mereka demi sesuap nasi. Apakah ini potret anak bangsa??

Saya ingat ketika saya belajar PPKN dulu di sekolah.. Kita diajarkan pasal-pasal UUD 1945 dan yang paling saya ingat adalah pasal 34 yang berbunyi “Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara namun sekarang mana buktinya?? Apakah itu hanya menjadi sebuah slogan saja??

Sudah hampir 61 satu tahun kita merdeka, namun benarkah kita sudah merdeka?? Kesengsaraan, kemiskinan masih merupakan “penjajah” yang harus kita lawan sekarang.

Ditulis dalam Chit-Chat. 8 Comments »

8 Tanggapan to “Potret Anak Jalanan”

  1. kasiani Says:

    Iya tuh,,,,, aku dulu berfikir bahwa anak jalanan hanyalah kerjanya aja yang dijalan tapi setidaknya punya rumah untuk mengindar dari dinginnya malam dan lebatnya hujan,Ternyata,,,,, Sampai suatu hari aku menemukan Faktanya.
    Saat Itu aku baru Kembali ke JKt abis mudik,,, ( Biasa Nich lebaran di Kampung halaman ) Eh pas naik taxi dari Stasiun Gambir ke Kost ( Jakarta Barat ) Aku melihat Orang2 yang tidur Ditrotoar… Rasanya mIris sekali dengan hal itu. Dan sejak saat itu aku tahu apa artinya ” Anak Jalanan “.
    Kapan ya Di Indonesia ini Bebas dari hal itu?

  2. agung s Says:

    Hentikan Memberi Uang Kepada Anak Jalanan

    Banyak pihak dan yayasan yang telah mencoba menolong mereka dengan
    memberikan sekolah gratis, makanan gratis dan rumah singgah bagi
    mereka. Namun mereka tetap kembali ke jalan. Mengapa ? Karena Uang Anda
    !

    Karena setiap hari mereka memperoleh “uang gampang” paling sedikit Rp.
    25.000,- itu berarti dalam sebulan mereka bisa memperoleh Rp. 750.000,-
    Jumlah yang cukup besar, tidak heran mereka memilih untuk tetap di
    jalan.

    Tapi jika dibiarkan, 10-20 tahun lagi mereka akan tetap berada dijalanan
    dan bisa jadi menjadi preman yang tinggal di jalan dan melahirkan
    anak-anak kurang mampu dan yang tidak berpendidikan. Ini akan menjadi
    lingkaran setan di negara kita.

    Mereka bukannya tidak punya pilihan lain, apa yang bisa kita lakukan
    agar mereka tidak berada di jalanan lagi ?

    1. BERHENTI MEMBERIKAN UANG KEPADA MEREKA!!!

    Dengan begitu kita menolong mereka dari resiko-resiko berbahaya serta
    memberikan kesempatan kepada mereka untuk menyambut uluran tangan
    yayasan dan melakukan hal-hal yang berguna untuk masa depannya kelak.

    Lewat tindakan kita dan kesempatan yang kita berikan, kita
    secara tidak langsung sedang memulihkan hak-hak asasi anak
    menurut Konvensi hak anak PBB (diratifikasi Keppres RI No.
    36/1990) :
    – Hak untuk hidup
    – Hak untuk tumbuh dan berkembang
    – Hak untuk memperoleh perlindungan
    – Hak untuk berpartisipasi

    Dengan kita berhenti memberikan “uang gampang” berarti kita telah
    menjadi sukarelawan pasif dalam usaha pemulihan hak asasi anak. Disatu
    sisi kita kasihan melihat mereka namun jika kita memberi uang maka
    mereka akan tetap seperti itu dan tidak mau menyambut uluran tangan dari
    yayasan2 yang berniat membantu mereka. Di sisi lain dengan tidak
    memberikan uang maka kita berharap masa depan mereka akan lebih baik
    dari sekarang ini.

    Informasi tambahan : tanggal 5 Desember telah ditetapkan sebagai Hari
    Volunteer sedunia. Dalam rangka memperingati hari tersebut, pada tanggal
    5 Desember 2004, PBB dalam hal ini UNV (United Nations Volunteer)
    melakukan kampanye di Jakarta untuk keperdulian terhadap anak jalanan
    dengan tema “Stop Beri Uang, Beri Kami Kesempatan”. Dengan harapan
    kampanye ini mengubah paradigma masyarakat terhadap pemberian kepada
    anak jalanan serta menggalang para sukarelawan yang mendukung kampanye
    tersebut.

  3. ce_band_pasuruan Says:

    anak jalanan……
    aq mungkin bisa di bilang salah satu dari mereka,meski aq masih punya keluarga dan teman2 yg berpendidikan.tapi aq lebih suka bergaul dg mereka,karena mereka g pernah bo’ong,mereka kompak,mereka saling mengasihi,mereka penuh semangat juang,mereka ceria meski dalam hati mereka menangis,mereka sangat tegar,mereka mandiri,dan mereka……lebih baik daripada teman2 koe yang berpendidikan namun suka menindas,egois dan sombong!!!!

  4. wiChan Says:

    anak jalanan,,,

    masihkah mereka memegang impian?

    apa sih impian anak jalanan?

    apa sekedar dapat tempat berteduh?atau sekedar dapat uang?

    apa impian anak jalanan?

    tak tergelitikkah keingintahuan kita?

    aku ingin tahu,,,impian anak jalanan terutama mereka yang berumur 5-18tahun,,,

    ada yang tahu?

  5. tyas Says:

    Tiap aku lewat trafic light di sekitar tempat tinggalku, ada seorang anak wanita kira2 berumur 6 tahun menghampiri pengendara yang menghentikan kendaraan saat lampu merah menyala.susah lepas dari pandangan.kemudian akhirnya aku tahu namanya Maini, sudah tidak punya ibu dan ayahnya pemabuk. jika dia pulang tanpa membawa uang yang cukup, ayahnya akan memukulinya. Kami tidak bisa berbuat apa2 dan tidak tahu harus melaporkan pada siapa di daerah kami. ada saran dari teman2? terima kasih

  6. ivan Says:

    geng tolong dong beri data info komplit tentang anak jalanan soalnya adik gue lagi dapet karya tulis yang berjudul tentang anak jalanan. ok ! tanks banget loch infonya.

  7. oncy Says:

    anaq jalanann???

  8. Agustina Says:

    Anak Jalanan, apkah mnjdi anak jalanan adalah impian mreka? Tentu saja tdk,krna selayaknya anak2 yg lain diDunia ini,mreka psti mpunyai impian n cita2 yg indah. Tp kehidupan skliling mreka yg membelenggu impian mreka, hingga mreka takut utk bermimpi.


Tinggalkan komentar